Senin, 18 Februari 2013



1.      Organ-Organ Pernapasan. Sistem pernapasan manusia memiliki organ-organ pernapasan yang menunjang proses pernapasan. Organ-organ pernapasan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan alveous. Bagaimanakah struktur dan fungsi dari masing-masing organ pernapasan tersebut? Perhatikan penjelasan berikut.

 

Rongga Hidung
  Ketika bernafas hidung adalah organ pertama yang dilalui oksigen, pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis, Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis pipih dengan rambut-rambut kasarRambut-rambut kasar tersebut berfungsi menyaring debu-debu kasar. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel penghasil lendir yang berfungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada   rambut hidung,
dan mengatur suhu udara pernapasan. Sebagai indra pembau, pada atap atau rongga hidung terdapat lobus olfaktori.

            Organ Pernapasan Faring
 Faring adalah percabangan antara saluran pencernaan (esofagus) dan saluran pernapasan (laring dan trakea) dengan panjang kurang lebih 12,5–13 cm. Faring terdiri atas tiga bagian, yakni nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Faring merupakan pertemuan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Oleh karena itu, ketika menelan makanan, suatu katup (epiglotis) akan menutup saluran pernapasan (glotis) sehingga makanan akan masuk ke saluran pencernaan. Pada percabangan ini, terdapat klep epiglotis yang mencegah makanan memasuki trakea.

            Laring
Dari faring, udara akan menuju laring. Laring ada kotak suara (Selaput suara) karena di dalamnya terdapat pita suara, Selaput ini memiliki serabut-serabut otot sehingga laring tempat penghasil suara . Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang rawan. Salah satu dari sembilan tulang rawan tersebut adalah tulang rawan tiroid.
            Trakea.
Trakea (Batang tenggorokan) disebut juga “pipa angin” atau saluran udara. Trakea memiliki panjang kurang lebih 11,5 cm dengan diameter 2,4 cm. Trakea tersusun atas empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan tulang rawan, dan lapisan adventitia. Lapisan mukosa terdiri atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang mengandung sel goblet penghasil lendir (mucus). Silia dan lendir berfungsi menyaring debu atau kotoran yang masuk. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat. Lapisan tulang rawan terdiri atas kurang lebih 18 tulang rawan berbentuk huruf C. Lapisan adventitia terdiri atas jaringan ikat. Dinding trakea dilapisi oleh epitel berlapis banyak palsu bersilia. Epitel ini menyekresikan lendir di dinding trakea. Lendir ini berfungsi menahan benda asing yang pada membran sel epitel
           

Bronkus dan Bronkiolus.
Setelah melalui trakea, saluran bercabang dua. Kedua cabang tersebut dinamakan bronkus. Setiap bronkus terhubung dengan paru-paru sebelah kanan dan kiri. Bronkus bercabang-cabang lagi, cabang halus disebut bronkiolus. Dinding bronkus juga dilapisi lapisan sel epitel selapis silindris bersilia.  Brongkiulus memiliki dinding yang tipis. Tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.
           
Alveolus.   
Bronkiolus bermuara pada alveoli (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-bola (gelembung) mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Alveolus tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2 melalui difusi. Sebelah paru-paru manusia memiliki sekitar 300 juta ALVEOLUS
































 

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!